Selasa, 07 Maret 2017

Memaknai Eksistensi dan Kebebasan

Eksistensi merupakan salah satu aliran besar dalam filsafat, secara khususnya dalam periodisasi filsafat barat yang juga pernah menjadi salah satu aliran sangat penting di abad ke-20. Eksistensialisme merupakan filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, yang secara umum diartikan sebagai keberadaan.
Paham ini memusatkan perhatiannya kepada manusia, maka kerena itulah filsafat ini bersifat humanitis, yang mempersoalkan seputar keber-Ada-an manusia dan keber-Ada-an itu dihadirkan lewat kebebasan.
Dalam pandangan barat eksistensialisme paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya “human is condemned to be free”, manusia dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas?  Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain.
Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia, yang mana cara berada manusia di dunia ini amatlah berbeda dengan cara berada benda-benda yang tidak sadar akan keberadaannya, juga benda yang satu berada di samping lainnya, tanpa hubungan. Namun, disamping itu semua manusia berada bersama-sama dengan sesama manusia. Maka, untuk membedakan antara benda dengan manusia dapat kita katakan bahwa benda “berada” dan manusia “bereksistensi”.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Unordered List

Definition List